Menerima adalah mengakui dan sadar akan sesuatu yang harus kita yakini bahwa itu merupakan bagian dari hidup kita, sekalipun itu baik atau buruk. Menerima merupakan hal tersulit dalam hidup saya. Dalam perjalan usia menuju 21 tahun, belum juga usai cobaan dan rintangan yang datang menguji, dan saya tidak dapat melakukan apa-apa selain menerima.
Itulah yang saya alami saat ini, menerima hal yang untuk kesekian kalinya membuat jantung saya berdegup sangat kencang, tangan berkeringat dan bibir serasa ingin berteriak akibat pemberontakan dari logika kalau saya menolak akan apa yang terjadi dan saya alami.
Tapi dengan segala kemampuan yang ada, logika ditenangi oleh hati. Hati yang bisa menerima,
bisa memahami dan bisa memaklumi. saya teringat kata dari seorang teman yang dia jadikan moto hidupnya, "seng ikhlas". memang terdengar sederhana, namun saya memberikan pembenaran, karena menerima = ikhlas.
kini usia saya genap 21 tahun. usia dimana kata para petuah merupakan transisi menuju pendewasaan. Ingin sekali rasanya menolak, berontak. Saya masih ingin menikmati masa muda saya, bahkan saya ingin sekali kembali ke masa kecil saya. Masa dimana saya tidak dituntut untuk memikirkan apa yang terjadi di dunia, masalah orang dewasa, tentang kebohongan, kemunafikan, kemaksiatan, atau apapun. Saya kehilangan masa-masa itu, masa yang berputar terlalu cepat bahkan sangat cepat sehingga tidak sempat tersimpan dalam memori saya. Tapi saya hidup di dunia bernama realita, dunia dimana saya dituntut untuk memainkan peran sesuai skenario kehidupan.
Saya berusaha menerima bahwa saya adalah wanita selayaknya diumur 21 tahun.
Dengan segala ilmu yang saya pelajari, kemampuan yang saya punya, dan keterbatasan yang saya miliki, saya belajar untuk bisa menerima bahwa saya harus menjadi seorang wanita dewasa.
Saya senang bercerita, karena dengan bercerita saya dapat membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan otak saya, sebut saja itu sampah. Tapi saya terlalu takut untuk memikirkan tentang siapa yang mau menerima sampah itu, membantu saya mendaur ulang, hingga sampah-sampah itu bisa kembali dipergunakan. Bukan membusuk dan menimbulkan bau yang menjadi polusi bagi orang-orang sekitar. Blog merupakan tempat paling setia yang menerima segala sampah dari otak saya. meski tidak bisa membantu mendaur ulang, tapi mampu menjadi penampung tanpa batas waktu, tanpa imbalan dan tanpa keluhan.
terima kasih
selamat malam
selamat tidur ^_^
Itulah yang saya alami saat ini, menerima hal yang untuk kesekian kalinya membuat jantung saya berdegup sangat kencang, tangan berkeringat dan bibir serasa ingin berteriak akibat pemberontakan dari logika kalau saya menolak akan apa yang terjadi dan saya alami.
Tapi dengan segala kemampuan yang ada, logika ditenangi oleh hati. Hati yang bisa menerima,
bisa memahami dan bisa memaklumi. saya teringat kata dari seorang teman yang dia jadikan moto hidupnya, "seng ikhlas". memang terdengar sederhana, namun saya memberikan pembenaran, karena menerima = ikhlas.
kini usia saya genap 21 tahun. usia dimana kata para petuah merupakan transisi menuju pendewasaan. Ingin sekali rasanya menolak, berontak. Saya masih ingin menikmati masa muda saya, bahkan saya ingin sekali kembali ke masa kecil saya. Masa dimana saya tidak dituntut untuk memikirkan apa yang terjadi di dunia, masalah orang dewasa, tentang kebohongan, kemunafikan, kemaksiatan, atau apapun. Saya kehilangan masa-masa itu, masa yang berputar terlalu cepat bahkan sangat cepat sehingga tidak sempat tersimpan dalam memori saya. Tapi saya hidup di dunia bernama realita, dunia dimana saya dituntut untuk memainkan peran sesuai skenario kehidupan.
Saya berusaha menerima bahwa saya adalah wanita selayaknya diumur 21 tahun.
Dengan segala ilmu yang saya pelajari, kemampuan yang saya punya, dan keterbatasan yang saya miliki, saya belajar untuk bisa menerima bahwa saya harus menjadi seorang wanita dewasa.
Saya senang bercerita, karena dengan bercerita saya dapat membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan otak saya, sebut saja itu sampah. Tapi saya terlalu takut untuk memikirkan tentang siapa yang mau menerima sampah itu, membantu saya mendaur ulang, hingga sampah-sampah itu bisa kembali dipergunakan. Bukan membusuk dan menimbulkan bau yang menjadi polusi bagi orang-orang sekitar. Blog merupakan tempat paling setia yang menerima segala sampah dari otak saya. meski tidak bisa membantu mendaur ulang, tapi mampu menjadi penampung tanpa batas waktu, tanpa imbalan dan tanpa keluhan.
terima kasih
selamat malam
selamat tidur ^_^
Comments
Post a Comment