Skip to main content

Pikiran



Bukan sekali saya menyesali apa yang saya alami, bukan sekali pula saya kurang mensyukuri apa yang sebenarnya sudah saya nikmati. Bahkan yang lebih fatal adalah saya meragukan jati diri saya. Berpura-pura menjadi bukan saya, berharap diterima dalam suatu lingkungan, namun tertekan dalam identitas orang yang saya gunakan, sehingga terkadang itu membuat saya menjadi pendiam terhadap ketidaknyamanan.
Sebenarnya apa yang saya cari? Saya tau itu tidak baik, tapi saya tidak tau bagaimana menjadi baik. Dari mana saya harus mulai memperbaiki? membuat pola perilaku baru? berkenalan dengan diri saya sendiri? atau mencari tau penyebab pola perilaku lama ini terbentuk? bagaimana caranya?
Saya juga tau, sebagian pembaca akan beranggapan mengapa saya terlalu banyak berpikir? mempermasalahkan suatu hal yang menurut pembaca adalah hal yang sepele.
Hal ini membuat saya teringat salah satu quote yang saya sukai. Quote seorang filsuf dari Perancis, Rene Descartes.
Cogito Ergo Sum, yang berarti "aku berpikir maka aku ada" . Quote ini dijadikan pembuktian untuk mengenali dirinya sendiri, awalnya Descartes meragukan segala hal untuk mencari sebuah pembenaran terhadap sesuatu yang pasti dan nyata. Termasuk meragukan tentang keberadaan dirinya, lalu setelah melalui berbagai macam pemikiran, ia membuat anggapan kalau quote ini merupakan bukti nyata bahwa ia ada karena ia bisa berpikir.
Quote itu membuat saya beranggapan bahwa saya bebas berpikir karena saya manusia. Saya diberi kebebasan untuk berpikir dan mengutarakan pendapat saya terhadap suatu hal.
Lagipula, menurut saya sebuah pikiran tidak terpatok pada apakah itu salah atau benar. Tapi pada, baik dan tidak baik. Kesalahan itu ada apabila kita memandang sesuatu dari sisi yang tidak baik. Oleh karena itu tidak salah untuk berpikir seperti apa, sebanyak apa, dan dari sudut pandang mana.
Permasalahannya.. saya belum temukan adalah jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari pikiran saya. Yang terkadang sering saya paksakan untuk temukan jawabannya, namun justru memberikan persepsi yang menyimpang dan berpengaruh terhadap perilaku saya. Seperti contoh di atas tadi. Kini saya butuh seseorang yang mampu membantu saya berpikir baik untuk mengubah pola perilaku dan cara berpikir saya tanpa mengeluarkan kata salah dari mulutnya.


*Maaf apabila ada yang kurang sesuai atau sependapat. Karena ini merupakan bagaimana cara saya berpikir.
Bagaimana anda berpikir?

Comments

Popular posts from this blog

Begitu Jauh

mimpi, kenapa begitu jauh? setiap saya berusaha berjalan cepat menyusul, seperti ada yang berbisik kepadanya untuk berlari. dan ketika saya berlari mengejar, dia dengan segera terbang, menjauh, menghindar, seperti menyadarkan bahwa mimpi ini tidak diperuntukkan ke saya. didedikasikan untuk: achirtini, film, sutradara, EICAR

April 2014

selamat malam teman. entah apa yang membuat saya enggan mengunjungimu beberapa waktu lalu, seperti sudah lama sekali. tapi saat ini saya rindu. berbagi cerita tentang apa yang terjadi beberapa bulan terakhir (tepatnya di tahun ini). banyak hal yang terlewatkan, terlupakan, dan terbuang tanpa makna. selalu saja datang masalah yang membuat saya heran mengapa ia tidak pernah bosan mengikuti dan selalu ada di setiap pemberhentian realita hidup saya, bagaikan sebuah stasiun kereta. sebenarnya dari 12 bulan yang ada, saya hanya menunggu kamu di tiap tahunnya. hanya kamu. bulan kelahiran saya. bulan dimana saya akhirnya ada di dunia. di alam yang tidak pernah benar benar saya inginkan. dan kamu kini sudah datang lagi, entah untuk yang keberapa kali. di tahun lalu dan tahun tahun sebelumnya saya selalu merasa bahagia ketika kedatanganmu. tapi.. tahun ini tidak begitu.. april kini agak terlalu berat. sebenarnya pemikiran ini sudah muncul sejak awal tahun, namun saya kira tidak demikian...

Life Goes On

sudah jalan dua minggu saya berada di lingkungan baru. lingkungan yang benar benar berbeda dari yang pernah ada membangun kembali apa yang dulu pernah saya raih. bukan, tapi hampir raih. perbedaan itu membuat saya harus kembali menyesuaikan, bagaimana dan seperti apa seharusnya. pada minggu pertama, saya kembali mengenang pada apa yang pernah ada seakan menyesal dengan pilihan namun saya meyakini itu sebagai hal yang wajar karena pada setiap tempat dan kesempatan, saya akan selalu merasa seperti itu kini yang saya tau, saya hanya perlu berjalan maju melihat apa yang ada didepan karena hidup terus berjalan